Rabu, 03 November 2010

PUISI

HAKIKAT IDUL FITRI
Bagai Sayyidina Ibrahim mencari Tuhan
Awal kebingunganku menelusuri hakikat Idul Fitri
Aku sangka kembali fitrah dapat diukur dari busana baru
Makin lama busana itu ternyata tercabik-cabik digerogoti rayap
Robekannya meyakinkanku bukan itu hakikat Idul Fitri
Lalu, kukira Idul Fitri identik dengan kendaraan mewah
Kemana-mana leluasa bersilaturrahmi setangkas kilat
Tapi, tak berapa lama kusaksikan dengan mata kepalaku
Di dekat gubukku sebatang mobil keluaran terbaru ringsek diseruduk ular besi
Ah, kembali kulantangkan kini aku salah berpraduga
Kemudian, iseng ngabuburit aku ke perumahan muslim
Rumah-rumah yang dulu miskin itu mentereng bukan kepalang
Mengkilap seolah baru dipoles cat berharga tinggi
Akhir punya akhir, gempa dan letusan lumpur menimpa
Rumah itu luluh-lantak diratakan ke tanah oleh gempa
Dinding itu kumuh tergenang sampah busuk sebab lumpur
Kuterduduk sembari terpekur
Kepala kudongakkan, mata menatap langit kosong
Pikiran melanglang rantauan menelisik hakikat Idul Fitri
Baru malam harinya, telingaku terngiang oleh bisikan malaikat
Kuterjaga dari setengah mati, sadar mukaku berseri
Kuakui, kini aku menuai buah pencarianku
Hakikat Idul Fitri ternyata dan senyatanya adalah :
“Tetap iman dalam keteguhan, pendokrakan takwa dan peleburan dosa.”
Laisal ‘id liman labisal jadid, innamal ‘id liman tha’atuhu tazid
Laisal ‘id liman tajammala billibas wal markub, innamal ‘id liman ghufirat lahu dzunub.
Garahan, 24 Ramadhan 1431 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar